Dunia seringkali dibuat kacau hanya karena kelemahan karakter seorang pemimpin. Ada banyak kajian yang menjelaskan seperti apa karakter seorang pemimpin yang sukses memimpin?
John C Maxwell mengatakan, kepemimpinan adalah pengaruh. Dan karakter adalah kunci utama kesuksesan seorang pemimpin.
Ajaran Ilahi yang dibawa sejak zaman nabi dan rasul, sesungguhnya telah mengonsep karakteristik seorang pemimpin dengan 4 kriteria, yakni shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. Keempat kriteria ini lebih populer disebut sebagai 4 sifat utama seorang rasul.
Sejak sekolah dasar kita sudah mengenal tentang hal tersebut dari salah satu materi pelajaran agama Islam. 4 sifat utama rasul dengan urutan pada buku pelajaran yang sama dengan pemahaman pada umumnya, yakni :
1) Shiddiq (Benar)
2) Amanah (Dapat dipercaya)
3) Tabligh (Menyampaikan)
4) Fathonah (Cerdas)
Selama berpuluhtahun materi ini bukan apa-apa bagi saya atau bagi sebagian besar orang, dalam arti "biasa saja". Mendengarnya laksana sifat-sifat yang hanya dimiliki para rasul yang seolah hanya rasul saja yang bisa dan wajib "melakoni" hal itu.
Namun setelah mendengar kajian dari seorang inspirator yang tak pernah berhenti berkarya dalam mendidik, membangun dan menyelamatkan lingkungan serta aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negaranya, beliau adalah Syaykh Al Zaytun- Dr. AS. Panji Gumilang, M.P, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, barulah saya menemukan titik terang soal kajian itu.
Melalui uraian beliau dalam sebuah acara Kobliyah Jum'at belasan tahun silam, beliau mengungkap makna dari 4 kriteria sifat utama para rasul yang ternyata menurut beliau itu adalah "4 Karakter Kepemimpinan" yang garisnya langsung dari Allah SWT untuk seluruh manusia, termasuk para nabi dan rasul.
Hal menarik yang menjadi kajian beliau ialah bahwa 4 karakter tadi adalah sebuah urutan (proses/tahapan), yang bersyarat antara kata sebelumnya dan yang sesudahnya. Yang menjadi pertanyaan besarnya ialah, apakah urutan yang kita kenal selama ini sudah benar? Dan apa pengaruhnya bila kita salah dalam mengurutkan 4 karakter tadi?
Menurut Syaykh Al Zaytun yang mengatakan bahwa umat manusia telah digarisi konsep kepemimpinan dengan 4 karakter, yang merupakan sebuah urutan/tahapan dalam penerapannya sehingga menghasilkan tujuan dari kepemimpinan.
Maka Syaykh menyampaikan urutan yang benar adalah FSTA yaitu :
1) Fathonah (Cerdas)
2) Shiddiq (Benar)
3) Tabligh (Menyampaikan)
4) Amanah (Dapat dipercaya)
Menurut Syaykh, syarat utama dan yang pertama harus ada dari seorang pemimpin adalah cerdas (berilmu dan berwawasan). Yang tidak cerdas tidak boleh dijadikan pemimpin!
Orang yang cerdas akan mampu melakukan tugas atau wewenangnya dengan benar (shiddiq). Maka jangan harap orang bodoh bisa melakukan hal yang benar. Maka setelah fathonah terbitlah shiddiq (benar/ahli/akurat/profesional).
Orang yang cerdas dan mampu bertindak benar, maka apa-apa yang disampaikannya akan bernilai benar. Maka sampailah diurutan ketiga, karakter pemimpin sebagai penyampai (tabligh). Apa-apa yang disampaikannya berdasarkan keilmuan, wawasan, data, analisa dan prediksi yang kuat terhadap banyak persoalan pada negara yang dipimpinnya, dan kehadirannya bagi rakyat adalah laksana embun penyejuk dan mentari pagi yang mencerahkan. Ia tak akan asal ucap apalagi asal janji.
Seorang pemimpin negara misalnya, selazimnya mampu bersikap sebagai penyampai berkelas nasional dan internasional serta memiliki syarat kecakapan dalam berkomunikasi global. Hal ini merupakan syarat pergaulan antar bangsa. Bila tak kuasai ini, jangan salahkan rakyat yang menjadi kurang segan, atau negara lain akan menertawakan dan menganggap negara tak dipimpin oleh orang yang layak memimpin.
Rakyat sangat mendambakan hadirnya kepemimpinan yang kuat dan berwibawa serta mampu menjawab tantangan global. Pemimpin yang mampu menyampaikan aspirasi seluruh rakyat. Rakyat bukan benda mati, bukan robot atau boneka. Rakyat adalah sekumpulan manusia dengan beragam karakter dan tingkatan kecerdasan. Rakyat harus dibuatkan jembatan komunikasi yang kokoh dengan pemimpin negara, sebagai pengejawantah demokrasi.
Ruang-ruang diskusi melalui jalur apapun harus disediakan untuk rakyat agar bisa menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya. Pemimpin pun akan memimpin dengan tenang dan tentram tanpa takut didemo bila komunikasinya dengan rakyat sudah terbuka lebar. Harapan rakyat, "Tak ada dusta diantara kita" dan kehadiran pemimpin akan sangat dirindukan oleh rakyat, indah nian bukan?
Bila sudah terjalin hal yang sedemikian, maka barulah akan sampai pada derajat keempat dari seorang pemimpin yakni, amanah, yang bila kita kaji asal katanya ialah dipercaya atau terpercaya. Sementara itu, jika dilihat dari sisi aqidah dan syariat agama, amanah adalah segala sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dan berkaitan dengan orang lain atau pihak lain. Amanah bisa berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan. Maka, amanah bisa berbentuk apa aja yang nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya. Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW diberi gelar "Al Amin" oleh orang-orang Mekkah yang mereka artikan sebagai pemimpin yang amanah, jujur dan dapat dipercaya.
QS. An Nisa ayat 58 yang artinya, “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang Memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.
Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah bersabda tentang amanah, yang diriwayatkan oleh Ahmad, “Tidak ada iman yang sempurna bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak ada diin yang sempurna bagi orang yang tidak menepati janji”
Bermula dari perihal urutan yang keliru, sehingga berabad-abad lamanya manusia kehilangan ruh dari ajaran ilahi tentang rumusan karakter kepemimpinan. Maka kini dapatlah kita menarik kesimpulan bahwasanya, Karakter pemimpin yang utama ialah memiliki "kecerdasan", sehingga mampu melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan "benar" dan mampu "menyampaikan" kebenaran kepada orang-orang yang dipimpinnya, maka lahirlah ia sebagai pemimpin yang mampu "bertanggungjawab dan senantiasa menepati janji-janjinya".
Demikian konsep FSTA yang telah dilakoni para nabi, rasul, serta para pemimpin hebat dunia, semoga menjadi pedoman bagi bangsa dan negara Indonesia dalam mengatasi krisis kepemimpinan.
Semoga semakin membuka cakrawala berpikir masyarakat dalam memilih pemimpin yang memenuhi 4 karakter unggul sebagai syarat mutlak kepemimpinan sehingga mampu menzahirkan kedaulatan rakyat dan kemerdekaan yang sempurna, tak hanya fisik, tatapi merdeka pula secara ruh, ilmu dan pikir.
Assalamu'alaikum Merdeka!!
By : Ade Chan
#FSTA
#SyaykhAlZaytun
#KonsepKepemimpinan
#AjaranIlahiUntukSemua
#MerdekaRuh
#MerdekaIlmu
#MerdekaPikir